Resensi Buku “Dilema Perempuan” karya Anny Djati W
OPINI | 01 December 2011 | 08:39


Penerbit : Media Sobiz – Jakarta
Cetakan Pertama, September 2008, 588 Halaman.
Novel
ini merupakan novel pertama yang lahir dari goresan tangan Anny Djati
W., seorang wartawati dan penulis senior di antara segelintir saja
penulis perempuan di Indonesia.
Dengan tampilan fisik novel ini yang cukup tebal, tampaknya Bu Anny
membidik kaum perempuan yang memang gemar membaca sebagai sasaran utama
pembaca novelnya.
Dilema
perempuan yang disorot dalam novel ini merupakan permasalahan klasik
bagi kaum perempuan Indonesia setelah era Kartini yang menghembuskan
semangat emansipasi . Semakin banyaknya kaum perempuan yang terjun ke
dunia kerja memang berimplikasi pada gesekan-gesekan kepentingan yang
berbenturan dalam menentukan prioritas antara kepenntingan kerja dan
kepentingan keluarga.
Novel
ini menceritakan perjuangan sosok Dewi Sekar Kirana, sosok perempuan
berumur menjelang 50-an tahun yang berasal dari kalangan berada.
Bersuamikan Panji, seorang pengusaha kaya yang memiliki naluri bisnis
yang tajam. Sekar digambarkan sebagai seorang perempuan yang cantik,
berpenampilan menarik, pintar bergaul, berpendidikan dan ibu yang nyaris
sempurna bagi dua anaknya, Arry dan Maria.
Tapi
kehidupan nyaris tak pernah ada yang steril dari masalah. Sikap Panji
yang melarang Sekar bekerja pada akhirnya tak mampu lagi membendung
hasrat Sekar untuk mengaktualisasikan dirinya di luar rumah. Apalagi
persoalan orang ketiga yang mengguncangkan keharmonisan rumah tangganya
dengan Panji semakin membuat Sekar terpojok
dan merasa tersisihkan. Meskipun pada kenyataannya masalah
perselingkuhan Panji ini lebih didominasi pada asumsi-asumsi pribadinya
yang belum pernah benar- benar terbukti.
Banyak
sekali pemikiran pemikiran Sekar yang mempertanyakan , membandingkan
memperjuangkan, dan bahkan memberontak terhadap banyak sekali aspek
kehidupan. Dogma- dogma agama yang seringkali dipandang kurang berpihak
pada kaum perempuan, beratnya perjuangan seorang perempuan dalam
mempertahankan keutuhan rumah tangganya, problema seksual dalam rumah
tangga, hubungan orangtua dengan anak, hingga kasus-kasus kehidupan
pribadi teman-teman Sekar yang begitu berwarna warni mengajak kita
menyelami kedalaman hati seorang manusia yang begitu kompleks.
Pemaparan-pemaparan
ilmiah kedokteran yang dikupas dalam novel ini diramu secara apik dan
memberikan informasi bermanfaat bagi kaum perempuan. Cara pemaparannya
samasekali jauh dari kesan menggurui. Informasi masalah seksual,
antisipasi menopause/andropause dan oesteroporosis, nymphomania atau
hiperseks dikupas secara mendalam disertai fakta-fakta ilmiah dan
analisis psikologisnya
Cuplikan-cuplikan lagu populer yang sesuai dengan situasi emosional Sekar juga turut mempermanis novel ini.
Sayangnya
ada beberapa kesalahan penulisan yang menurut saya seharusnya tak bisa
lolos dari filter sang editor. Seperti penulisan self f lllment di halaman 202 , anaku di halaman 241 serta miliku di halaman 436 ataupun penulisan Universitas Pajajaran di halaman 371.
Pada
beberapa bagian, penggunaan kalimat-kalimat Bahasa Inggris dalam
percakapan Sekar dengan teman-temannya menurut saya lebih pas dan terasa
gregetnya justru jika disampaikan dalam Bahasa Indonesia saja. Mungkin
penggunaan Bahasa Inggris ini untuk lebih menekankan bahwa Sekar berada
di lingkungan yang berpendidikan dan serba berkecukupan.
Secara
umum novel ini dibangun dalam plot yang terasa datar-datar saja. Tapi
pemaparan detail-detail kecil yang dibahas secara rinci memperlihatkan
kemampuan penulisnya untuk menyajikan informasi yang utuh. Penekanan
penulis mungkin lebih diarahkan pada pergulatan pemikiran yang
berkecamuk di kepala Sekar sebagai seorang perempuan yang ingin mengabdi
sebagai seorang isteri dan juga ibu , tapi juga tanpa menafikan arti
harapan-harapan pribadinya, ambisinya, interaksi sosialnya,
keingintahuannya, bahkan dorongan seksual yang ada dalam dirinya sebagai
seorang perempuan.
Novel
ini sangat bermanfaat memberikan pencerahan bagi perempuan dalam
menentukan posisinya yang demikian rumit dan dilematis, baik di
lingkungan kerja maupun dalam kehidupan rumah tangganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar